Beberapa Pertimbangan Sebelum Membeli Properti Dimasa Pandemi
Pandemi COVID-19 yang berlangsung hingga saat ini adalah tantangan terbesar yang melanda hampir semua sektor bisnis. Setelah hampir dua dekade selalu mencatatkan pertumbuhan tanpa gangguan, pada tahun 2020 ekonomi Indonesia menyusut sebesar 2,07%, jauh menurun jika dibandingkan dengan dengan pertumbuhan 5% pada tahun 2019.
Perlambatan ekonomi yang disebabkan oleh pandemi ini berdampak pada perubahan prioritas konsumsi dan investasi masyarakat. Saat ini banyak orang berada dalam mode “survival“, dan memendam keinginan untuk memiliki apapun. Dan salah satu sektor yang paling terpukul adalah properti. Penurunan penjualan yang cukup signifikan tidak dapat lagi dielakan.
Sepanjang tahun 2020, pasar properti residensial Indonesia hampir tidak bergerak. Menurut Bank Indonesia, jika disesuaikan dengan inflasi, maka harga properti pada tahun 2020 sebenarnya turun 0,2%. Begitupun aktivitas konstruksi perumahan hampir bisa dikatakan lumpuh karena adanya pengetatan kebijakan PSBB. Selama tahun 2020, di Jakarta hanya 2.698 unit yang bisa terbangun, turun sangat signifikan hingga 72,4% dari tahun sebelumnya yang bisa membangun 9.769 unit.
Hal senada diungkapkan analisis yang dilakukan Indonesia Property Watch (IPW), penjualan perumahan sepanjang 2020 di Jabodebek-Banten sebagai patokan perumahan nasional turun drastis sebesar 31,8 persen jika dibandingkan dengan penjualan pada periode yang sama pada tahun 2019 lalu. Ini merupakan level penjualan terendah sejak terakhir kali terjadi perlambatan properti pada tahun 2013.
Masih menurut sumber yang sama, penjualan properti untuk segmen harga di bawah Rp. 300 juta mengalami tekanan yang paling besar dengan penurunan sepanjang tahun 2020 sebesar 42,9 persen. Segmen properti dibawah Rp 300 jutaan ini seperti kehabisan daya beli. Masyarakat memilih untuk mengalokasikan dana mereka untuk bertahan di masa pandemi dibandingkan berpikir untuk membeli properti baru.
Sementara itu, di segmen harga menengah Rp301 hingga Rp500 juta dan segmen Rp501 juta hingga Rp1 miliar juga mengalami penurunan masing-masing sebesar 34,2 persen dan 25,6 persen. Kondisi ini cukup menggambarkan bahwa segmen harga menengah juga relatif menahan diri untuk tidak melakukan pembelian rumah dan terpaksa menunda pembeliannya.
Pasar Properti Segera Bangkit
Meski saat ini pasar sedang tertekan, tetapi secara keseluruhan kondisi properti tanah air masih cukup menjanjikan meski masih ditandai dengan keterlambatan penjualan. Dan memasuki 2021, para developer optimistis bisa membukukan penjualan yang lebih baik dibandingkan tahun lalu. Sentimen vaksin juga diyakini akan membuat sektor ini kembali bergairah. Vaksin yang disuntikkan ke masyarakat membuat perekonomian kembali berputar. Pada saat yang sama, laju investasi dimulai secara bertahap.
Selain itu, pemerintah juga meluncurkan program DP 0% untuk kredit kepemilikan rumah (KPR). Konsumen tidak perlu mengeluarkan biaya untuk uang muka karena kebutuhan dana 100% akan ditanggung oleh pihak Bank. Relaksasi ini diyakini akan memberikan angin segar bagi sektor properti yang sudah tertekan selama setahun belakangan. Real Estate Indonesia (REI) menyambut baik program ini dan meyakini akan membuat pengajuan KPR meningkat setelah pada tahun lalu mengalami penurunan hingga 60%.
Program KPR DP 0% ini akan berlaku efektif 1 Maret sampai 31 Desember 2021 dan bisa diajukan untuk kategori Rumah Tapak, Ruko dan Rumah Susun. Namun yang bisa menjalankan program ini hanyalah perbankan yang memenuhi syarat kredit NPL 5%.
Beberapa pertimbangan Sebelum Membeli Properti Dimasa Pandemi
Dengan beragam stimulus yang diberikan pemerintah, apakah ini waktu yang tepat untuk memiliki properti? Sebelum itu, kita tetap harus mempertimbangkan banyak hal terutama kemampuan untuk melakukan pembayaran kedepannya. Kemungkinan penurunan pendapatan, bahkan kehilangan pekerjaan yang saat ini masih membayangi.
Namun jika kamu benar-benar sudah membulatkan tekad untuk memiliki properti pertamamu, berikut adalah beberapa hal yang harus dipertimbangkan.
1. Apakah lokasinya strategis dan prospektif?
Membeli properti adalah salah satu pembelian penting yang akan Kamu lakukan dalam hidup, untuk itu sangat penting melakukan berbagai pengecekan agar tidak menyesalinya. Teliti lingkungan tempat properti itu berada apakah cukup strategis dan memiliki masa depan yang prospektif? Setelah itu, bandingkan harga dan putuskan apa yang menurut kamu paling cocok dengan budget yang dimiliki dan juga kebutuhan yang ingin dipenuhi.
2. Temukan Developer Perumahan yang Terpercaya
Saat memutuskan untuk membeli hunian, salah satu hal terpenting yang harus dipertimbangkan adalah apakah developer perumahannya terpercaya atau tidak. Developer atau pengembang adalah jaminan yang akan menentukan pembelian properti tersebut menjadi investasi yang bagus atau tidak. Banyak kasus, developer tidak bertanggung jawab membuat pembeli terlantar dan terkatung-katung.
Pertimbangkan track record developer yang terpercaya dan kredibel, selain itu perhatikan apakah developer tersebut memiliki manajemen yang baik atau tidak. Pastikan legalitas lahan dan bangunan, serta jangan ragu untuk mempelajari ketentuan saat melakukan pembelian.
3. Pertimbangkan Keuangan
Keputusan untuk membeli rumah perlu pertimbangan yang matang, terutama pada saat pendapatan turun akibat pandemi. Mungkin saat ini harga properti sedang menarik, tetapi kita harus memahami bahwa penting untuk mempertahankan kondisi keuangan tetap positif. Berapa banyak dari penghasilan yang seharusnya digunakan untuk cicilan rumah?
Menurut beberapa ahli perencanaan keuangan, Kita harus ingat untuk mengeluarkan tidak lebih dari 30 persen dari pendapatan kotor bulanan untuk sektor perumahan. Mengapa 30 persen? Ini adalah standar yang telah diamini aman bagi keuangan. Mereka yang menghabiskan lebih dari 30 persen pendapatannya untuk perumahan masih bisa hidup dengan layak. Dan Mereka yang membelanjakan 50 persen atau lebih dianggap “sangat terbebani”.
Menentukan besaran biaya cicilan berbanding dengan pendapatan akan sangat membantu kita melakukan perencanaan keuangan. Buatlah simulasi keuangan agar kita memiliki gambaran ketika memutuskan untuk melakukan KPR. Salah satunya bisa dilakukan di Mortgagecalculator.UK. Walaupun situs ini berbasis di Inggris Raya, tetapi simulasi biaya yang ditampilkannya sangat relevan. Kita bisa mengabaikan mata uang yang dipakai yakni Poundsterling, tetapi kita bisa fokus pada angkanya saja.
Situs ini menyediakan kalkulator yang dapat melakukan simulasi perhitungan biaya dan cicilan sesuai dengan kondisi keuangan yang kita miliki. Ada beberapa kolom yang bisa kita isi dengan data harga rumah, besaran DP, suku bunga, serta tenor cicilan. Setelah semuanya di isi, kita bisa klik calculate. Maka Kita akan langsung dapat melihat secara rinci berapa besaran cicilan tiap bulannya, bunga, total bunga dan jumlah total pembayaran pinjaman.
Kesimpulan.
Dengan memiliki banyak informasi, kita bisa melakukan pertimbangan dengan lebih baik. Dunia properti di tengah “normal baru” memang sangat menarik. Namun dengan memiliki pemahaman tentang pasar perumahan, simulasi keuangan, dan jenis rumah yang Kita inginkan pada akhirnya memungkinkan Kita untuk memiliki keyakinan penuh untuk melakukan pembelian. Selamat berburu properti!