Apakah Ibu Hamil Perlu Mengkonsumsi Suplemen Zat Besi? Ini Jawabannya

fungsi zat besi bagi ibu hamil

Pada bulan Mei yang lalu, istri yang sangat saya cintai akhirnya positif hamil. Setiap melakukan cek kandungan, Bidan selalu mengingatkan Kita berdua supaya fokus menjaga pola makan yang sehat, berolahraga, dan memilih vitamin prenatal yang tepat termasuk suplemen zat besi.

Fungsi Zat Besi bagi Ibu Hamil

Sebagai calon orang tua yang baru pertama kali ini mengalaminya, kami cukup penasaran Kenapa zat besi penting bagi ibu hamil? Ini karena selama masa kehamilan, tubuh memasok darah dan oksigen ke bayi, sehingga permintaan zat besi naik untuk mengimbangi peningkatan suplai darah. Tubuh menggunakan zat besi untuk membuat hemoglobin, zat dalam sel darah merah yang berfungsi mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Faktanya, Ibu hamil akan membutuhkan sekitar dua kali jumlah zat besi—27 mg per hari—dibandingkan saat tidak hamil.

Kebanyakan kombinasi vitamin prenatal mengandung zat besi sebanyak ini, yang hampir dua kali lipat jumlah yang dibutuhkan wanita yang tidak hamil. Namun, ibu hamil mungkin membutuhkan lebih dari 30mg sehari jika:

  • Memiliki riwayat anemia defisiensi besi pada awal kehamilan
  • Sedang mengandung anak kembar atau lebih
  • Mulai mengonsumsi zat besi di akhir kehamilan
Baca Juga  Inilah Pentingnya MPASI bagi Perkembangan Anak

Sekitar setengah dari asupan zat besi akan digunakan untuk janin dan plasenta yang sedang berkembang. Setengah lainnya akan digunakan untuk meningkatkan jumlah darah dalam sistem peredaran darah yang akan membantu melindungi sang ibu saat melahirkan.

Dalam persalinan normal, Ibu akan kehilangan sekitar satu liter (500mL) darah; untuk operasi caesar, itu mendekati dua liter (1.000 mL). Memiliki volume darah yang rendah dapat menyebabkan komplikasi selama persalinan dan periode postpartum.

Penuhi Zat Besi dari Makanan

makanan dengan zat besi tinggi

Selain mengonsumsi suplemen, meningkatkan jumlah zat besi bisa juga didapatkan dari makanan. Ada dua jenis zat besi: heme dan non-heme. Zat besi non-heme sebagian besar dapat ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan, sementara zat besi heme berasal dari hemoglobin hewani.

Makanan dengan zat besi tinggi non heme diantaranya adalah kacang-kacangan, sayuran, buah-buahan kering, telur, biji-bijian, dan produk yang diperkaya zat besi. Sementara untuk zat besi heme berasal dari sumber hewani, seperti daging merah, ikan, dan unggas.

Zat besi heme paling baik diserap oleh tubuh, beberapa praktisi merekomendasikan untuk makan dua porsi daging merah per minggu selama kehamilan. Namun, ini bukan berarti sumber non-hewani tidaklah penting. Kita bisa tetap mengonsumsinya bersama makanan kaya vitamin C sehingga tubuh juga menerima kebaikan dari nutrisi yang lengkap.

Baca Juga  United Tractors Tawarkan Alat Berat Kehutanan Berkualitas Terbaik

Memeriksakan Kadar Hb

Selama masa kehamilan, ibu hamil setidaknya memerlukan 2x memeriksa kadar zat besi. Hasilnya bisa menjadi acuan bagi tenaga kesehatan untuk menentukan apakah sang calon ibu mungkin perlu mengonsumsi suplemen zat besi atau tidak.

Siapa pun dapat mengalami anemia, terutama yang memiliki risiko lebih tinggi, seperti wanita yang mengandung anak kembar, atau mereka yang pernah hamil berulang kali atau morning sickness mual di pagi hari yang parah. Jika Ibu hamil merasakan gejala lelah, pusing, atau sesak napas segera konsultasikan ke dokter apakah mungkin memerlukan suplemen zat besi atau perlu penanganan yang lainnya.

Semoga lancar terus ya bun kandungannya sampai lahir kelak.