Pengertian Morfologi Hewan dan Tumbuhan – Lingkungan bersifat dinamis. Perubahan – perubahan kian terjadi seiring terjadinya perubahan komponen atmosfer. Perubahan lingkungan suatu organisme dapat berdampak pada suatu kepunahan suatu organisme. Hanya organisme yang melakukan adaptasi yang mampu bertahan. Adaptasi ialah upaya suatu organisme menyesuaikan terhadap perubahan pada lingkungannya. Pada organisme multiseluler, terdapat bentuk adaptasi yang dilakuakn oleh suatu organisme yaitu adaptasi morfologi, fisiologi, dan perilaku. Sementara pada organisme uniseluler adaptasi yang dilakukan sangat sederhana, mengingat organisme unisel memiliki tubuh yang sangat sederhana (hanya satu sel), oleh karen itu, tubuh organisme uniseluler sangat peka terhadap perubahan lingkungan. pada artikel ini akan diuraikan penjelasan mengenai apatasimorfologi pada hewan, tumbuhan atau mungkin manusia.
Definisi Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi merupakan salah satu bentuk penyesuaian organisme terhadap lingkungannya dengan melakukan penyesuaian bentuk organ atau bagian tubuh organisme tersebut. Adaptasi merupakan hasil evolusi makhluk hidup terhadap perubahan lingkungan dengan penyesuaian – penyesuaian pada jutaan tahun silam. Variasi – variasi yang ditemukan pada sejumlah makhluk hidup satu spesies banyak ditemukan akibat lingkungan, misal jenis makanan yang berbeda. Sekarang kita dapat menikmati hasil dari suatu proses adaptasi makhluk hidup terhadap penyesuaian bentuk. Namun, lingkungan senantiasa berubah, proses adaptasi yang kita lakukan sekarang mungkin akan terlihat pada masa yang akan datang.
Bentuk adaptasi morfologi yang ditemukan pada tumbuhan ialah:
- Bentuk daun. Tumbuhan xerofit atau tumbuhan yang hidup di tempat panas dan kering contohnya ialah kaktus melakukan adaptasi terhadap lingkungan dengan kadar air yang amat sangat terbatas, suhu yang tinggi, dan penguapan air yang tinggi dengan memodifikasi organ bagian daunya menjadi mengecil dan berubah menjadi duri. Daun merupakan organ tumbuhan yang berfungsi sebagai tempat fotosintesis dan pertukaran udara melalui stomata. Pada lingkungan yang panas, tingkat penguapan melalui stomata sangat tinggi. Sementara tumbuhan xerofit harus menghemat air pada tubuhnya agar bertahan pada lingkungan yang panas. Oleh karena itu dengan mereduksi organ daun menjadi duri sangat menguntungkan bagi tumbuhan xerofit. Sementara fotosintesis akan tetap berlangsung di organ batang. Tumbuhan hidrofit atau tumbuhan air melakuan adaptasi yang bertolak belakang dengan tumbuhan xerofit. Tumbuhan ini melakuka adaptasi dengan bentuk daun yang tipis dan lebar serta stomata banyak terdapat dipermukaan daun. Hal ini bertujuan untuk membuang kelebihan air yang ada pada tubuhnya melalui proses penguapan. Contohnya ialah teratai dan eceng gondok.
- Bentuk batang. Batang merupakan organ tumbuhan yang berfungsi sebagai penopang tumbuhan, menghubungakan akar dengan daun, dan tempat tumbuhnya daun dan bunga. Pada tumbuhan tertentu memiliki batang dengan struktur yang diadaptasikan dengan habitatnya contohnya pada tumbuhan xerofit (kaktus) yang kita temui pada wilayah dengan iklim gurun memiliki bentuk batang yang dilapisi dengan lapisan kutikula yang tebal yang berfungsi menahan air agar tidak menguap dari dalam tubuh. Selain itu, batang tumbuhan xerofit memiliki peranan sebagai tempat fotosintesis. Sementara, tumbuhan hidrofit memiliki batang berongga guna menyimpan udara agar dapat mengapung dan menyimpan udara pernapasan pada habitatnya di lingkungan berair.
- Bentuk akar. Akar adalah organ tumbuhan yang bertanggung jawab untuk memperoleh asupan air dan mineral. Pada daerah kerinng (gurun), tumbuhan yang akan bertahan hidup ialah tumbuhan yang memiliki bentuk akar yang panjang. Contoh pada kaktus memiliki akar yang panjangnya mencapai 25 mil (1 mil = 1609m) untuk mendapatkan asupan air. Air merupakan komponen penting bagi semua organisme untuk bertahan hidup. Sementara tumbuhan hidrofit dengan suplai air yang melimpah, memiliki bentuk akar kecil dan halus.
Adaptasi morfologi hewan dapat ditemukan pada:
- Bentuk paruh dan kaki anggota kelas aves. Anggota kelas aves memiliki bentuk paruh yang sangat beragam yang merupakan hasil adaptasi terhadap jenis makanannya. Contoh burung pemakan madu memiliki bentuk paruh yang sempit dan panjang untuk menghisap madu, burung pemakan biji memiliki bentuk paruh sesuai dengan ukuran biji yang dimaknnya, burung pemakan daging memilikiparuh yang runcing. Selain itu, keragaman bentuk kaki pada kelas aves merupakan hasiladaptasi terhadap lingkungan atau habitat dimana mereka tinggal dan mencari mangsa.
- Tipe mulut seranga. Beragam tipe mulut dapat kita temukan pada kelas insekta (serangga). Bentuk – bentuk mulut ini merupakan adaptasi terhadap jenis makanan. Sehingga akan ditemukan beberapa tipe mulut pada serangga, antara lain: Penggigit pada belalang, kecoa, capung. Penusuk dan penghisap pada nyamuk Penjilat pada lalat, Penghisap pada kupu – kupu.
- Punuk unta. Unta hidup didatatan gurun yang miskin air. Hewan – hewan yang hidup didaerah ini melakukan adaptasi penghemat air. Adaptasi morfologi pada unta yang hidup di daerah gurun yaitu dengan memiliki punuk yaitu suatu wadah penyimpanan air pada tubuhnya. Dengan demikian,unta merupakan kendaraan yag paling baik didaerah gurun karena dapat menyimpan air.
- Bentuk gigi pada mamalia. Pada mamalia, terdapat tiga tipe gigi: seri, taring, dan geraham. Komposisi ketiga jenis ini pada anggota kelas mamalia sangat beragam, disesuaikan dengan jenis makannnya. Pada hewan herbivora, tidak memiliki gigi taring, sementara pada karnivora memiliki taring yang lebih banyak. Dan pada omnivora memiliki ketiga jenis gigi dalam komposisi yang beragam.[ps]