Teori evolusi sepertinya sudah menjadi salah satu istilah populer di kalangan masyarakat. Evolusi pun juga telah mejadi bahan pembelajaran di sekolah hingga pendidikan tinggi. Namun, fakta yang terjadi di lapangan sangatlah disayangkan, karena beberapa buku pegangan sekolah memberikan penjelasan yang kurang tepat mengenai konsep evolusi itu sendiri, termasuk evolusi manusia.
Pemaparan teori evolusi yang diberikan berhenti pada pertentangan Lamarck dan Darwin tentang perbandingan leher jerapah. Sebuah penjelasan yang sangat sempit dalah hal penerapan sebuah teori yang sangat luas sebagai fondasi disiplin ilmu Biologi modern. Penjelasan yang kurang sempurna ini tidak dipungiri juga memantik perselisihan bahkan kesalahpahaman di masyarakat awam pada khususnya. Lalu bagaimana sbenarnya teori evolusi yang dimaksud? Berikut ini adalah beberapa kesalahan intepretasi yang sering muncul dan berkembang di masyarakat.
1.Seluruh spesies berevolsi
Asumsi yang selama ini berkembang adalah bahwa apabila proses evolusi terjadi pada satu spesies, maka secara otomatis seluruh spesies tersebut juga akan berubah menjadi individu baru. Pemikiran seperti ini merupakan salah satu pemikiran yang salah. Karena pada dasarnya, teori evolusi tidak pernah menyatakan demikian. Narasi ini dibuktikan dengan tidak pernah ditemukannya jejak fosil anjing jenis chihuahua, pincher, herder, pitbull yang merupakan keturunan dari Canis lupus alias serigala sejak 20.000 tahun lalu. Namun melalui penelusuran DNA, dapat diketahui bahwa seluruh jenis anjing yang ada saat ini adalah merupakan keturunan dari Canis lupus. Spesies baru terus bertambah seiring dengan berjalannya waktu.
2.Kera tidak bisa berevolusi
Pernyataan tersebut sepertinya akan langsung menuai kontroversi. Namun pada dasarnya, kalimat tersebut tidaklah salah. Karena yang mengalami evolusi adalah spesies, sedangkan kera bukanlah nama spesies. Kera sendiri merupakan nama super-famili hominidae dari ordo primata atau dalam bahasa Inggris disebut dengan “ape”. Sedangkan contoh spesies dari kera tersebut antara lain gorilla, orangutan, simpanse, dan bonobo. Selain homonidae (kera), masih ada superfamily lain yakni simiformes (monyet), hingga lemuroidae (lemur).
3.Evolusi tidak berhubungan dengan kesehatan dan pengobatan
Terlepas dari berbagai perdebatan terkait teori evolusi, penerapan serta aplikasi dari teori evolusi ini justru telah merambah ke beragam jenis bidang kehidupan, tak terkecuali kesehatan. Selama puluhan tahun terakhir evolusi telah menjadi landasan bagi para ilmuwan dalam mengimplementasikan teknologi serta ilmu pengetahuan, terkhususnya di bidang riset medis, rekayasa genetika, hingga computer science. Mungkin juga banyak orang yang tidak mengetahui bahwa setiap riset terkait dengan pengobatan dalam pembuatan obat, vaksin, hingga serum menggunakan dasar-dasar teori evolusi. Tak samapi di situ saja, Banyak teknologi pertanian yang terus dikembangakan, seperti misalnya perancangan bibit unggul, merupakan salah satu penerapan dari teori evolusi yang bisa dinikmati manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.